Tugas Bahasa Indonesia tentang CERPEN




BAHASA INDONESIA
(Budayakan Membaca)

Pengertian Cerpen
Cerpen  (cerita  pendek)  adalah  karangan  pendek  yang  berbentuk  prosa. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa,  dan  pengalaman.  Tokoh  dalam  cerpen  tidak  mengalami  perubahan nasib.

Pengertian Novel
Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk  mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut.


Unsur-unsur Intrinsik Cerpen
Tema cerita
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra 
Tema disaring dari motif- motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik, dan situasi tertentu. Tema dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu termasuk berbagai unsur intrinsik yang lain. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka tema pun bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi yang umum, lebih luas dan abstrak.

Alur Cerita
Sebuah cerpen menyajikan sebuah cerita kepada pembacanya. Alur cerita ialah peristiwa yang jalin-menjalin berdasar atas urutan atau hubungan tertentu. Sebuah rangkaian peristiwa dapat terjalin berdasar atas urutan waktu, urutan kejadian, atau hubungan sebab-akibat. Jalin-menjalinnya berbagai peristiwa, baik secara linear atau lurus maupun secara kausalitas, sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh, padu, dan bulat dalam suatu prosa fiksi.
Plot ialah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.Plot ialah peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab-akibat bahwa alur cerita ialah jalinan peristiwa yang melatari sebuah prosa fiksi yang dihubungkan secara sebab-akibat.

Penokohan
Dalam pembicaraan sebuah cerita pendek sering dipergunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama , yang oleh pembaca ditafsirkan memilki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diespresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Sedangkan penokohan ialah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita
Penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

Latar
Sebuah cerita pada hakikatnya ialah peristiwa atau kejadian yang menimpa atau dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu tertentu dan pada tempat tertentu. Latar ialah penempatan waktu dan tempat beserta lingkungannya dalam prosa fiksi
a. Latar Tempat
Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu serta inisial tertentu.
b. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah ” kapan ” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ”kapan” teersebut biasanya dihubungkan dengan waktu
c. Latar Sosial
Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks serta dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Selain itu latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.
Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi memang milik pengarang, pandangan hidup, dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kacamata tokoh cerita. Sudut pandang adalah cara memandang tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu.

Unsur Intrinsik Novel terdiri dari :
a. Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel 
b. Setting
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya 
c. Sudut Pandang


Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of Fiction (Lubbock, 1968).
Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
  1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
  2. Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
  3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
d. Alur / Plot
Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung e. Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. f. Gaya Bahasa
Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel Unsur Ekstinsik
Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan lain – lain, di luar unsur intrinsic. Unsur – unsur yang ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra.












Contoh Cerpen :

1.      BELIAU ITU IBU KU

                Namaku Zee. Aku adalah anak tunggal. Aku sendiri adalah seorang pelajar SMA di Jakarta. Ayahku sudah 2 tahun meninggal, disebabkan oleh serangan jantung. Saat ini aku hanya tinggal bersama ibu. Ibuku adalah seorang pedagang sayuran. Setiap hari ibu menjual dagangannya ke sekitar rumah kami, terkadang ibu menjual ke luar dari daerah tempat kami tinggal. Ibu berjuang demi mencukupi keuangan untuk kami berdua. Semenjak kepergian ayah, aku dan ibu sama-sama berjuang untuk hidup.
Pagi ini aku akan berangkat ke sekolah sedangkan ibu akan berjualan. Aku dan ibu berjalan bersama menuju ke depan gang.
Setelah sampai di gang…
Aku: “ibu, aku berangkat ke sekolah dulu ya. Ibu hati-hati di jalan” ucapku sambil cium tangan ibu
Ibu: “iya nak. Kamu juga hati-hati di jalan. Tengok kanan-kiri apabila akan menyebrang” ibu mengelus kepala Zee
Aku: “iya ibuku sayang” aku tersenyum
Ibu: “ya sudah. Sekarang kamu berangkat, nanti telat kalau kelamaan” ucap ibu
Aku pergi meninggalkan ibu. Dan ibu sendiri akan berjalan membawa gerobak dagangannya menuju ke sekolah SD. Di sana ibu-ibu sudah ramai untuk menanti kedatangan ibuku. Ya, mereka adalah langganan ibuku. Mereka percaya dengan dagangan ibuku. Selain sayurannya segar, ibuku juga ramah dalam melayani.

Aku yang sudah sampai di sekolah langsung menuju ke kelas. Di dalam kelas aku sedang menunggu guru. Tepat pukul 07:00 Wib, guru kami barulah datang. Dan langsung saja memberi bahan mata pelajaran hari ini.
1 jam sudah pelajaran, waktunya untuk istirahat. Kalau istirahat, aku dan teman-teman ke luar sekolah. Saat aku sedang membeli makanan, tanpa disengaja aku melihat ibuku sedang berjualan. Aku tak menyangka kalau ibu ada di depan sekolahku. Aku yang sudah melihat ibu, lalu berlari menuju ke arahnya. Aku tidaklah malu dengan pekerjaan ibuku. Karena bagiku apabila halal kenapa tidak?

Setelah aku berlari menghampirinya, aku lalu memanggil ibu
Aku: “ibu…!” teriak aku memanggil ibu
Ibu: “Zee, kamu ngapain ke sini. Bukannya kamu sedang sekolah?” tanya ibu yang sedang melayani pembeli
Aku: “aku sedang istirahat. Aku tidak sengaja melihat ibu. Aku ingin membantu ibu berjualan” ucapku sambil membantu
Ibu: “ibu bisa sendiri nak. Sudah kamu kembali ke sekolah” pinta ibu yang melarangku untuk membantunya
Aku: “tapi bu…? aku ingin membantu ibu. Aku tidak ingin ibu lelah” aku memohon kepadanya
Ibu: “tidak usah. Ibu bisa sendiri. Sekarang waktunya kamu untuk menuntut ilmu. Sudah sekarang kamu kembali ke sekolah” ibu menyuruhku untuk kembali
Aku: “iya bu… kalau ada apa-apa, ibu panggil saja aku di sekolah” aku salaman sama ibu
Ibu: “insya allah tidak ada apa-apa” ucap ibu meyakinkan

Aku lalu pergi meninggalkan ibu dan menuju ke sekolah. Di dalam sekolah, teman-temanku sudah menungguku. Saat aku dan teman-teman akan ke kelas, salah satu temanku menanyakan soal perempuan tua yang aku hampiri tadi.
Azel: “Zee, ibu-ibu yang berjualan sayuran tadi siapa? kamu kenal dengannya sehingga kamu membantunya?” Azel penasaran
Aku: “oh, ibu tadi adalah ibuku. Dia berjualan sayuran setiap pagi untuk membiayai aku sekolah” jawabku santai tanpa ada rasa malu
Azel: “oh, ibu kamu. Tetapi apa kamu tidak malu?” tanyanya yang penasaran lagi
Aku: “untuk apa malu. Dia itu orang yang melahirkan aku. Aku tidak malu dengan pekerjaannya. Menurutku, kalau pekerjaan itu halal, kenapa tidak? coba deh kamu pikir” jawabku yang menjelaskan
Azel: *berpikir sejenak dengan ucapanku. “iya ya.. kenapa kita harus malu. Seharusnya kita membantu. Benar juga kamu Zee. Selama ini aku hanya mengamburkan uang orangtuaku dan aku tidak pernah menghargai pekerjaan mereka. Aku malu Zee dengan sikapku ini. *memeluk Zee. ” terima kasih ya Zee. Kamu sudah mengajariku tentang menghargai seorang ibu
Aku: *mengelus punggung Azel. “iya Azel sama-sama” ucap ku

Aku dan Azel kembali menuju ke dalam kelas. Di dalam kelas aku dan Azel masih membicarakan tentang kehidupan kami.
Note: Janganlah kita malu dengan wajah, tubuh dan pekerjaan seorang ibu. Ibu adalah seorang wanita yang telah berjuang melahirkan kita, antara hidup dan mati. Ibu juga banyak mengajarkan kita tentang kehidupan. Ibu juga yang tertatih-tatih membimbing kita. Hargailah seorang ibu sebagaimana kita menghargai diri kita sendiri. Bersyukurlah kita karena masih ada ibu yang mau membimbing kita. Mingkin tanpanya kita tak ada.

2.      MAAFKAN AKU BUNDA

             Aku berada di sebuah taman hijau yang indah dipenuhi dengan bunga-bunga merah yang bermekaran, di tengahnya ada kolam air bundar yang penuh dengan susu coklat yang sangat menggiurkan, di samping kolam itu ku temukan pantai dengan air yang biru, aku berlari menuju pantai dan masuk ke dalam airnya, “begitu sejuknya air ini” ucapku. Tapi aku berenang terlalu jauh dan aku mulai lelah, tiba-tiba tanganku tak lagi bisa ku gerakkan begitu juga dengan kakiku. Aku kehilangan kemampuanku untuk berenang. Perlahan tubuhku masuk ke dalam air yang begitu dalam aku berusaha minta tolong tapi tak seorangpun yang ada di sekitarku. Aku bingung, aku melonjak-lonjakan kakiku berusaha berenang tapi aku tak bisa. Aku mulai kehabisan napas, mulut dan hidungku penuh dengan air. “Tuhan bantu aku” aku berdoa dalam hati.
Tiba-tiba…
Byuuurrr. Seember air menyiram mukaku…
“Liat jam tuh, mau libur kamu sekolahnya hari ini, kalau masalah bangunin kamu kalau gak kayak gini gak akan berguna” ucap Bundaku marah.
“Iya bun, bentar lagii!” jawabku.
“Liat jam tuh, mau dihukum sama Pak Joe lagi”
Dengan mata yang masih ngantuk aku menatap jam di dinding kamarku.
“HAH, udah jam delapan?”
Aku bergegas menuju kamar mandi. Dengan sabarnya Bundaku menyiapkan buku dan seragam sekolahku.
Selesai mandi aku segera bersiap, tanpa mencium tangan bundaku aku berangkat menuju sekolah.
“Jangan lupa makan Naa, uang jajan kamu udah bunda tambah buat kamu makan di sekolah!” ucap Bundaku dari jauh.
“Iyaa bun” Jawabku.

Sesampainya di sekolah, guru ekonomi yang paling tidak pengertian menurutku sudah berada di dalam ruangan. Dengan sedikit omelan aku diperbolehkan untuk mengikuti pelajaranku hari ini.
“Anak-anak sekarang kumpulkan buku kalian” ucapnya.
Aku membuka tas ranselku dan mencari buku Pr Ekonomi ku, tak ku temukan buku itu dimanapun. “Pasti bunda lupa sama buku Pr-ku, ini nih susahnya punya Bunda gak sekolah” gumamku marah. Aku kesal karena Bundaku lupa dengan Pr yang sudah susah-susah aku kerjakan. Aku minta izin keluar dan segera menelpon bundaku.
“Iyaa Naa, ada apa?” Jawab Bundaku di ujung telpon.
“Bunda lupa sama Pr Naa yaa, bunda gak tahu sih tadi malam Naa begadang buat ngerjain Pr itu, kalau sekarang gak dikasihin sama Bu Guru, Naa gak dapat nilai trus gak naik kelas kalau sampai Naa gak naik kelas itu gara-gara Bunda ya, kalau tau bakalan kayak gini mending Naa gak masuk aja dari tadi, atau sekalian Pr-nya gak Naa kerjaiin, Bunda sengaja ya mau bikin Naa gak naik kelas biar kita sama, Naa gak mau sama kaya Bunda. Naa mau pintar gak mau bodoh kayak Bunda, aku gak mau punya anak tanpa ayah sama kayak bunda”
“Naa, bunda minta maa…”
Tuuuttt… tuuuttt… Aku menutup telponnya setelah puas melimpahkan kekesalanku dengan Bundaku. Aku tak peduli bagaimana dengan keadaan bundaku di rumah.

Hari itu aku tidak masuk kelas lagi, aku bolos dengan beberapa temanku. Kami pergi ke pantai dekat dengan sekolahku. Kami di pantai sampai sore, malam ini aku juga tidak pulang ke rumah aku menginap di rumah temanku. HPku ku matikan agar tak ada gangguan dari siapapun.
Esoknya aku pulang ke rumahku dengan perasaan puas karena telah melampiaskan kekesalanku kepada bundaku. Sesampainya aku di rumah aku berharap bundaku akan meminta maaf kepadaku.
Namun apa yang aku dapatkan sangat berbeda sekali dengan apa yang aku harapkan. Entah mengapa banyak orang yang berada di rumahku. Aku bingung namun aku tetap masuk ke rumahku. Pandangan semua orang menuju kepadaku, ada apa gerangan pikirku.
“dari mana saja kamu!” Tanya pamanku padaku.
“Suka-suka aku dong, kaki aku ini, ngapain kalian di rumahku, pulang sana!” jawabku marah.
“KAMUUU!” jawab pamanku lagi sambil mengepalkan tangaannya.
“Yandi, sudah! dia masih anak-anak” sebuah suara lirih menyehut dari dalam kamar Bundaku. Aku menjulurkan lidahku memperolok pamanku.

Aku masuk ke kamar bundaku, aku berharap bundaku akan meminta maaf karena telah membuatku ketinggalan Pr-ku. Namun tak ku temui bundaku di kamar itu yang ada hanya Nenek-ku dan beliau menyerahkan sebuah surat padaku.
“Ibumu pergi Naa, sebaiknya kamu baca surat darinya” ucap nenekku sambil membelai lembut rambutku.

Dear anakku yang ku sayangi..
Maaf Naa, bunda gak bisa jadi bunda yang baik buat kamu. bunda juga minta maaf gara-gara bunda Pr Naa telat dikumpulnya.. bunda sudah antar Pr Naa ke sekolah, bunda juga sudah ngomong sama Guru Ekonomi Naa, dan dia mau nerima Pr Naa. Bunda nyesaalll banget Naa, gara-gara bunda juga Naa jadi dimarahin sama bu Guru coba Bunda bangunin Naa lebih pagi..? masalah Naa gak punya ayah itu gak bener Naa, ini Bunda pergi ke Semarang buat jemput ayah Naa. Nanti bunda kenalin sama ayah kalau Naa sudah gede. Mungkin Naa bisa mengerti kenapa bunda gak pernah ngasih tau Naa tentang ayah Naa. Bunda sudah nitipin Naa sama nenek, makanan buat seminggu ke depan juga sudah bunda siapin.
Baik-baik sama nenek yaa Naa! Bunda sayaaanggg Naa..
Ciuman sayang dari bundamu ..:*

“Emang ayah Naa kenapa nek koq bunda gak pernah ngasih tau Naa” tanyaku perlahan pada nenekku.
“Ayah Naa sakit makanya dirawat di rumah sakit” jawab nenekku.
“Trus kok di rumah rame nek, mau nyambut kepulangan ayah yaa..”
“Nanti Naa juga tau” jawab nenekku singkat.
Malam ini aku tak bisa tidur nyenyak aku mengingat bundaku. Aku tidur ditemani nenekku.
“Naa, Naa sayang gak sama bundanya?” Tanya nenekku.
“Gak nek soalnya bunda gak pernah ngasih tau Naa siapa ayah Naa, Naa kan malu diejek sama teman-teman” jawabku.
“Naa mau nenek ceritain gak tentang ayah Naa?”
“Mau nek..” jawabku mantaapp.
“Ayah Naa itu seorang pelaut makanya ayah Naa jarang pulang, ayah Naa mengemudikan sebuah kapal besar. Ayah Naa sering keluar negeri”
“Artinya ayah pernah ke Eropa dong Nek” sahutku dengan penuh kekaguman.
“Iya Naa, ayah Naa juga sudah keliling Dunia, ayah Naa lelaki yang sangat hebat”
“Trus kenapa ayah gak pernah nengok Naa nek”
“Mungkin Naa udah lupa ayah Naa sering gendong Naa waktu Naa kecil”
“Trus kenapa ayah sekarang gak pernah nemuin Naa lagi nek?”
“Naa, semua hal gak selalu berjalan baik, suatu hari kapal ayah Naa dihantam badai besar dan ayah Naa menghilang ditelan lautan, sampai kemarin ada yang nelpon Bunda Naa katanya ayah Naa ditemukan di daerah Semarang, ayah Naa hilang ingatan sehingga harus dijemput, Bunda Naa langsung pergi jemput ayah Naa kesana,”
“trus kenapa di rumah ada tahlilan nek?”
“Untuk itu Naa harus sabaaarr ya sayang”

Aku berlari menuju nisan Bundaku. Aku menangis sejadi-jadinya di depan nisan itu berkali-kali ku ciumi benda putih itu tanpa bisa berkata apa-apa. Kata-kata nenekku malam masih membekas di hatiku. Nenekku juga menitipkan sebuah buku harian Bundaku kepadaku. “Bundamu kecelakaan sepulangnya dari mengantarkan Pr mu ke sekolah Naa, karena bundamu harus lekas ke bandara untuk pergi menyempatkan pesawat yang dipesannya, karena tergesa-gesa mobil bundamu menabrak tiang listrik, sehingga menyebabkan pendarahan yang sangat hebat di kepalanya”
“kenapa gak nunggu Naa nek?” jawabku terisak.
“Naa ditunggu beberapa jam gak datang, dihubungin gak aktif, trus ke sekolah gak masuk sedangkan darah yang mengalir di kepala bundamu gak berhenti makanya kami dari pihak keluarga memutuskan untuk memakamkannya segera, maafkan nenek Naa”
Cerita itu masih membekas di kepalaku. Aku bingung apa yang harus aku lakukan malam itu.
“Ini Naa nenek menemukan diary ini di lemari bundamu”
Aku buka lembar diary itu satu persatu dan aku menemukan jawaban semua pertanyaanku.

Aku kecewa kenapa anakku sendiri harus begitu marahnya padaku. Aku gak memberitahu siapa ayahnya karena aku takut dia malu karena ayahnya seorang yang terkena gangguan jiwa. Aku takut dia malu, biarlah aku yang menanguung sakit hati ini asalkan dia bisa tersenyum sepanjang hari, itu sudah cukup mengobati sakit hatiku…
Hari ini aku bersikap tegas terhadap Naa, bukan karena aku tak sayang padanya tapi aku ingin dia lebih dewasa dalam menjalani hidupnyya, aku ingin dia lebih teratur lagi…
Cukuplah aku yang kecewa karena tak mendapatkan apa yang aku inginkan asalkan Naa mendapatkan semuanya.
Ku peluk buku kecil itu namun itu tak bisa menggantikan Bundaku yang teramat hebat. 17 tahun aku membenci Bundaku, namun seumur hidupku harus ku relakan untuk menyesali kebencianku kepadanya. Yaa, aku sangat menyesali apa yang telah aku lakukan dulu sampai saat ini dan itu karena aku kehilangannya.

"Oke, mudah-mudahan pengertian Cerpen dari saya cukup bermanfaat buat sobat-sobat ... "




0 komentar: